Rabu, 05 Agustus 2015

My Note: Sekolah Menengah Pertama (SMP)



Bismillah...
Assalamu'alaikum...
 
Setelah menamatkan pendidikan di sekolah dasar, saya akhirnya melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebelumnya, saya sempat mengikuti seleksi sebagai calon siswa RSBI di SMPN 1 Kendari. Tapi sayang tidak Lulus. Namun, saya tetap memilih mendaftar masuk di SMPN 1 Kendari sebagai calon siswa kelas Reguler (kelas biasa) dan Alhamdulillah Lulus. 



kartu tanda peserta seleksi calon siswa SBI


Setelah dinyatakan Lulus, saya pun mengikuti tahapan selanjutnya hingga selesai. Setelah semua urusan pendaftaran dan administrasi beres, sekolah pun mengeluarkan jadwal pelaksanaan MOS. Dan saya pun mengikuti MOS selama 3 hari di sekolah. Setelah MOS selesai diadakan, sekolah kemudian memberikan Tes kepada semua siswa baru untuk menentukan kelas yang akan dimasuki. 


Dan setelah pengumuman hasil tes, ternyata saya masuk di kelas 7-4.
Di kelas 7-4 saya bertemu banyak teman-teman baru. Tapi yang dari SD yang sama dengan saya hanya 1 orang saja. Saya pun menjalani hari-hari saya sebagai siswa kelas 7. Beberapa minggu setelah proses pembelajaran sudah mulai aktif, sekolah kembali mengadakan Tes. Kali ini merupakan Tes seleksi masuk kelas Akselerasi, saya pun mengikutinya. Dan Alhamdulillah bisa lulus hingga tahapan terakhir. Setelah keluar pengumuman, saya pun melihat hasilnya. Dan Alhamdulillah saya ternyata urutan ke 11 dari 20 orang yang lulus. Saya pun sempat dilema, apakah mau masuk di kelas Akselerasi atau menetap di kelas saya yang sekarang. 

Setelah pengumuman keluar, semua siswa yang Lulus dinyatakan sudah bisa menjadi siswa kelas Akselerasi dan bisa pindah di Gedung kelas Akselerasi yang letaknya terpisah dari Gedung lainnya. Ruang kelas Akselerasi memang hanya 2, karena untuk siswa Akselerasi masa sekolah yang harus dijalani hanya 2 tahun saja. Memang lebih cepat dibanding siswa kelas Reguler, makanya banyak yang mengatakan bahwa yang menjadi siswa Aksel (singkatan Akselerasi) adalah siswa yang cukup cerdas.

Saya pun menjalani hari pertama sebagai siswa Akselerasi, rasanya sungguh sangat berbeda. Yang tadinya di kelas Reguler proses pembelajarannya lebih santai dalam artian tidak terlalu banyak materi yang dibahas dalam sekali pertemuan. Berbeda sekali ketika memasuki kelas Akselerasi, dalam sekali proses pembelajaran biasanya langsung membahas 2-3 bab sekaligus. Yah mungkin karena lebih merasa nyaman ketika menjadi siswa kelas Reguler, saya pun memutuskan keluar atau mengundurkan diri sebagai siswa Akselerasi setelah 4 hari menjalani proses pembelajaran. 

Setelah keluar dan mengundurkan diri dari kelas Akselerasi, saya pun menjalani kehidupan saya sebagai siswa di kelas 7-4 (lagi). Masa-masa sekolah pun saya jalani sebagaimana mestinya. Di semester 1 saya berhasil meraih peringkat Pertama. Saya sangat tidak menyangka karena di dalam kelas hampir semua teman-teman saya adalah anak-anak yang pandai-pandai. Tapi saya tetap bersyukur karena dengan begitu saya bisa membuat orang tua saya bangga pada saya. Dan di semester 2 saya kembali meraih peringkat 1 di kelas. Alhamdulillah atas segala karunia otak yang diberikan Allah kepada saya. Karena dengan otak yang cukup cepat mencerna dan mempelajari sesuatu, saya jadi mudah meresap pelajaran di kelas. Setelah 1 tahun berlalu, tidak terasa akhirnya saya naik juga ke kelas 8. Dan ketika hari pertama menjadi siswa kelas 8, ternyata sekolah mengadakan Rolling kelas. Dan itu artinya saya harus berpisah dengan teman-teman saya di kelas 7-4.

Setelah mendengar pengumuman, nama saya pun disebutkan dalam bagian kelas 8-1. Saya pun bergegas masuk ke dalam kelas 8-1, kelas baru saya. Ketika masuk ke dalam saya melihat wajah-wajah teman-teman baru. Meskipun ada beberapa teman yang sudah saya kenal karena sebelumnya saya bersama mereka dalam kelas 7-4. Hari-hari sebagai siswa kelas 8-1 pun berjalan sebagaimana mestinya. Saya duduk dengan teman yang bernama Nur Kholifah dan Masyta Miftakhul. Dan disitulah semuanya berawal. Yah persahabatan kami sejak saat itu hingga hari ini. Dan bukan Cuma Kholifah dan Masyta saja yang menjadi sahabat saya. Ada juga Nur Resky Permatasari (Kiky), Nur Hikmah (Imha), Illa Carera Tawulo (illa), dan Dita Citra Pratiwi (Dita).

Pada awal-awal menjadi siswa di kelas 8-1, kami belum menjadi sahabat. Namun seiring berjalannya waktu kami pun menjadi sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Saya sangat bahagia memiliki sahabat seperti mereka. Karena kami selalu saling mendukung dalam hal yang baik, terutama masalah sekolah. Bertemu dengan sahabat-sahabat seperti mereka adalah salah satu Kado terindah dalam hidup saya.

Saya pun Menjalani masa-masa kelas 8 ini bersama mereka. Sama seperti ketika di kelas 7, di kelas 8 ini pun saya berhasil mempertahankan peringkat saya. Di semester 1 dan 2 Alhamdulilah saya meraih peringkat 1. Itu semua sangat membanggakan untuk orang tua saya. Selain prestasi di kelas, saya pun pernah mengikuti Olimpiade Sains tingkat Kota Kendari mewakili sekolah saya. Dan Alhamdulillah hasilnya di luar dugaan saya. Saya berhasil menjadi juara kedua. Saya sangat mensyukuri anugerah dan berkah yang Allah berikan dalam hidup saya, bahkan dalam jangka waktu yang saling berdekatan.


Sertifikat/piagam olimpiade



Tapi, bukan hidup namanya jika tidak ada masalah dan ujian. Setelah penaikkan kelas dari kelas 8 ke kelas 9 saya jatuh sakit. Sakit saya ini cukup menguras tenaga, fikiran, waktu dan materi orang tua saya. Karena saya sudah keliling di bawah berobat. Sakit saya dibagian Kepala. Dan tentu saja itu sangat membuat saya DOWN dan tidak semangat lagi untuk sekolah. Sampai-sampai saya tidak masuk sekolah hingga 3 bulan pertama di semester 1 kelas 9. Karena prihatin dengan kondisi saya, tante saya yang tinggal di bagian Moramo, akhirnya berinisiatif membawa saya ke rumahnya di Moramo. Siapa tahu di sana saya bisa menenangkan diri dan fikiran agar bisa lebih cepat sembuh.

Dan akhirnya saya pun ke Moramo. Awalnya tidak ada niat untuk melanjutkan sekolah lagi apalagi di Moramo, tapi Takdir membawa saya ke sana hingga suatu ketika saya akhirnya tersadar bahwa sekolah itu penting untuk masa depan saya. Saya pun dimasukkan di salah satu SMP Negeri di Moramo oleh tante saya. Saya pun melanjutkan pendidikan di sana hingga tamat dan memperoleh Ijazah SMP. Begitu banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan ketika saya ada di sana. Saya pun menjadi pribadi yang lebih dewasa dibanding sebelumnya.

Banyak teman yang selalu bertanya-tanya “Mengapa mau pindah dari sekolah yang cukup terkenal di Kota ke Sekolah yang ada di Desa?” Awalnya saya sempat kesal setiap kali mendengar pertanyaan itu, karena pertanyaan itu tanpa sadar seperti mengecilkan pandangan mereka tentang sekolah yang ada di Desa. Saya mengatakan ini bukan karena saya membela diri atas pilihan yang saya jalani, tapi saya hanya tidak sependapat dengan orang-orang yang kadang terlalu memandang kecil suatu hal padahal mereka tidak tahu detail atau cerita dibalik itu. Terkadang saya sampai tidak menjawab apapun ketika dikasih pertanyaan itu, hingga suatu hari saya sedang curhat dengan adik saya. Jujur saja, Saya suka jengkel kalau ada teman yang menanyakan tentang kabar saya tapi ujung-ujungnya selalu berakhir dengan pertanyaan yang seolah-olah mengecilkan/menyepelekan. Menurut mereka sekolah di Desa itu ketinggalan, belum menjamin masa depan, ini lah-itu lah dan sebagainya. Tapi apakah mereka tidak pernah berfikir bahwa sekolah di desa maupun di kota itu sama saja? Bukankah tujuan dari sekolah adalah untuk membuat kita yang tadinya belum tahu menjadi tahu? Lantas mengapa mereka seperti terlalu mengecilkan dan memandang sebelah mata sekolah di Desa. Di sini saya tidak berpihak atau membela sekolah di kota maupun di Desa. Saya di sini ingin membuka fikiran dan hati bahwa terkadang manusia memang terlalu mengecilkan sesuatu padahal mereka tidak sadar bahwa di dalam hal yang disepelekan itu terdapat begitu banyak pelajaran. 

Ada hikmah yang tersembunyi…………………

Saya akan membagi pengalaman yang pernah saya lalui dalam hidup, kali ini berkenaan dengan kepindahan saya dari yang tadinya sekolah di kota menjadi pindah ke desa. Tidak semua orang tahu tentang alasan sebenarnya di balik kepindahan itu, mungkin yang tahu hanya sekedar tahu itupun berdasarkan asumsi mereka sendiri. Ketika saya sakit dan sudah dibawa ke berbagai jenis pengobatan baik medis maupun alternatif, ada saatnya saya lelah dan merasa “kok semua ini seperti terasa sia-sia” ada saatnya saya prihatin melihat orang tua saya yang tentu saja sangat terpukul melihat anaknya yang tadinya begitu semangat sekolah menjadi seperti tidak punya semangat hidup. Dan di saat itu juga datang saudara bapak saya, yang biasa saya panggil mama nona. Ia juga merupakan orang yang cukup bersedih melihat keadaan yang seperti ini. Dan akhirnya setelah berbicara dengan orang tua saya. Saya pun dibawa ke Moramo, tempat tinggalnya. Awalnya sedih sekali pergi dari rumah meninggalkan Mama, Papa dan adik-adik saya. Tapi yang ada di otak saya pada saat itu adalah, kalau saya tetap bertahan dalam situasi yang seperti tidak ada penyelesaiannya saya bisa-bisa akan terpuruk terus. Kemudian saya mencoba mengikuti apa jalan lain yang Allah telah tunjukkan pada saya melalui tante saya (Mama Nona).

Pertama kali masuk ke rumahnya, Suami dan anaknya menyambut saya dengan sangat ramah. Anaknya mama nona yang bernama Yayu dan biasa saya panggil “Kak Yu” sangat senang melihat kedatangan saya. Apalagi ketika mama nona mengatakan bahwa saya akan menetap beberapa waktu ke depan di rumah mereka. Mama nona memiliki 3 orang anak, 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Sejak kecil saya cukup akrab dengan sepupu2 saya itu. Dan mungkin karena itulah, saya mudah beradaptasi dengan Kak Yu. Setelah beberapa minggu di sana, saya seperti menemukan apa yang hilang dari diri saya. Saya kembali bisa tersenyum. Saya kembali bisa mensyukuri hidup saya. Meskipun usaha untuk proses penyembuhan sakit kepala saya tetap dilakukan melalui pengobatan alternatif maupun medis. Setelah merasa lebih baik dan sehat, Akhirnya saya setuju untuk mulai kembali sekolah. Dan akhirnya dimasukkan ke SMPN 1 Moramo. Selama di Moramo saya banyak sekali memperoleh pelajaran. Tentu saja bukan hanya pelajaran yang ada di sekolah. Tapi pelajaran tentang hidup. Tentang bagaimana kita tetap bersyukur dengan hidup yang bisa dibilang serba terbatas. Waktu itu, Di Moramo yang memilki kendaan untuk ke sekolah masih terhitung sedikit. Dan Alhamdulillah keluarga tante saya memiliki sebuah motor yang biasa digunakan oleh Kak yu untuk ke sekolah sekaligus mengantar adiknya ke sekolah. Setelah saya ada, saya juga jadi daftar penumpang yang harus diantar dan dijemput setiap pagi oleh kak Yu, hehehe :D

Di sana saya melihat anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, setiap pulang sekolah saya biasanya duduk di ruang tamu dan memperhatikan anak-anak SMP maupun SMA yang pulang dengan berjalan kaki. Mereka tidak sedikitpun terlihat mengeluh entah karena kepanasan atau karena lelah. Bahkan masih bisa bercanda antara satu dengan yang lain seolah tanpa beban. Saya langsung teringat dengan ketika saya masih bersekolah di Kota. Setiap hari saya pergi naik angkot dan pulang juga demikian. Tapi saya kadang kurang bersyukur, saya tidak sadar bahwa masih ada orang lain yang jauh lebih sulit tapi tetap bersyukur dan tersenyum. Dalam hati kecil saya, saya ingin sekali meniru semangat dan motivasi mereka yang sangat tinggi (menurut saya). Dari hal-hal kecil yang kadang kita sepelekan, tanpa sadar justru hal kecil itulah yang bisa memberikan kita pelajaran yang sangat berharga yang bahkan tidak ternilai. Itulah kenapa saya sangat tidak setuju jika ada yang berpendapat bahwa pilihan saya untuk pindah itu salah. Saya percaya itu semua jalan dari Allah, jalan yang ditunjukkan pada saya agar saya bisa menjadi lebih baik. Jawaban atas doa dalam hati saya yang ingin keluar dari zona nyaman yang membuat saya justru sering terpuruk dan putus asa. Dengan pindah ke sana, mata dan hati saya seperti mendapat sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa menjadi semangat dalam diri bahwa terlalu banyak hal yang indah dalam hidup. Terlalu egois jika mengeluh dan akhirnya lupa bersyukur pada Allah SWT, dzat yang Maha tinggi dan Maha segala-galanya.

Ketika pindah ke sekolah baru di sana, mungkin awal-awalnya saya melalui masa-masa yang cukup menyesakkan karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang sangat jauh dari lingkungan saya sebelumnya. Karena lingkungan baru, maka tentu pola pikirnya juga jauh berbeda. Di Kota, ketika ada murid baru. Semua teman pasti akan memperhatikan dan mendengarkan ketika murid baru tersebut memperkenalkan diri. Dan setelah itu, yah berjalan sebagaimana mestinya. Tidak banyak yang ingin tahu secara terlalu dalam mengenai murid baru tersebut. Tapi, sangat berbeda ketika saya menjadi murid baru di Desa. Setelah memperkenalkan diri saya secara umum. Semua orang seperti “ingin terlalu tahu tentang saya”. Apa alasan kepindahan, kok bisa dari kota ke desa, di kota kan bagus fasilitasnya, ini lah itulah dan sebagainya. Saya dalam hati cukup diam dan sejenak berfikir. Sebenarnya penting kah menanyakan terlalu dalam tentang hidup seseorang. Bukankah jika hati ingin tulus berteman, semua itu akan mengalir seperti air. Dalam artian, semua tentang kita akan terbuka tanpa perlu kita jelaskan. Tanpa perlu membuat orang lain sesak oleh pertanyaan yang bertubi-tubi?. Bahasa sederhananya, yah berteman saja dulu. Kenali pribadi orangnya secara langsung. Karena jujur saja, saya adalah tipe orang yang tidak terlalu suka membagi hal yang bersifat pribadi yang sebaiknya hanya diketahui oleh keluarga dekat. Kalaupun ingin berteman, saya tidak pernah membatasi diri. Saya ingin berteman dengan siapa saja karena saya tahu bahwa setiap orang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Mungkin itulah yang cukup berat, berat karena saya ingin tetap pada prinsip saya tetapi tetap harus membaur dengan lingkungan sekolah yang baru. Banyak sekali cerita di sana, banyak sekali kenangan yang mungkin dulu membuat jengkel ataupun marah tapi di masa sekarang saya banyak sekali tersenyum karena bersyukur telah melalui itu semua. Saya di sana tidak cukup setahun, karena saya pindah ketika bulan awal di semester 5 kelas 9. Jadi bisa dibilang saya di sana 1 setengah semester. Waktu yang cukup singkat jika dibandingkan dengan 2 tahun yang saya lalui di sekolah saya sebelumnya. Tapi begitu banyak pelajaran hidup yang luar biasa bermanfaat dalam kehidupan saya sekarang. Tentang kerendahan hati, kesederhanaan, kepedulian, ketulusan. Semua itu saya pelajari di sana. Terlepas dari semua pertanyaan yang menghujat saya tentang kepindahan sekolah. Saya tetap bersyukur bisa menghabiskan 3 tahun masa SMP dengan pengalaman hidup yang berarti meskipun di dua sekolah yang berbeda. SMP di kota yang memberikan saya banyak ilmu yang saya pelajari dan tentu saja sangat berharga, dan SMP di Desa yang membuat saya menjadi orang yang tidak menilai sesuatu berdasarkan penilaian kasat mata semata tanpa tahu arti di dalamnya. 

Meskipun di pindah sekolah, tapi Alhamdulillah saya masih bisa memperoleh Rangking sekaligus mempertahankannya. Dan yang paling saya syukuri adalah ditengah semua cobaan saya bisa menunjukkan kesungguhan saya dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillah saya rangking 1 mulai dari kelas 7 sampai 9.


Rapor SMP saya :)


Pelajaran berharga…….

Segala hal perlu dan memang harus disyukuri. Karena saya yakin bahwa Allah sudah menuliskan cerita yang indah di setiap perjalanan hidup yang kita lalui. Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian entah itu kebahagiaan maupun kesedihan yang kita rasakan. Dalam pengalaman ini, saya tahu Allah sayang kepada saya, dan Allah tidak ingin saya terlalu mengejar sesuatu yang akan membuat saya jadi lalai pada ketaatan pada-Nya dan pada yang Dia perintahkan. Bukankah Cinta kepada Allah tidak akan membuat kita kecewa? Bukankah Allah harus menjadi yang paling kita Cintai? Setelah mencintai Allah, kita pun akan mencintai orang tua yang sejak kecil ada dalam hidup kita. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan memikirkan orang lain yang membenci dan menghakimi kita. Seburuk apapun penilaian orang lain, Allah dan orang tua lebih tahu tentang kita.  

Alhamdulillah for Everything ya Allah, Forgive me if I have a lot of mistake. I want to Loving Allah in my heart...


Share:

1 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus