Bismillah...
Assalamu'alaikum...
Setelah menamatkan pendidikan di sekolah dasar, saya akhirnya
melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Sebelumnya, saya sempat mengikuti seleksi sebagai calon siswa RSBI
di SMPN 1 Kendari. Tapi sayang tidak Lulus. Namun, saya tetap memilih mendaftar
masuk di SMPN 1 Kendari sebagai calon siswa kelas Reguler (kelas biasa)
dan Alhamdulillah Lulus.
kartu tanda peserta seleksi calon siswa SBI |
Setelah dinyatakan Lulus,
saya pun mengikuti tahapan selanjutnya hingga selesai. Setelah semua urusan
pendaftaran dan administrasi beres, sekolah pun mengeluarkan jadwal pelaksanaan
MOS. Dan saya pun mengikuti MOS selama 3 hari di sekolah. Setelah MOS selesai
diadakan, sekolah kemudian memberikan Tes kepada semua siswa baru untuk
menentukan kelas yang akan dimasuki.
Dan setelah pengumuman
hasil tes, ternyata saya masuk di kelas 7-4.
Di kelas 7-4 saya bertemu
banyak teman-teman baru. Tapi yang dari SD yang sama dengan saya hanya 1 orang saja.
Saya pun menjalani hari-hari saya sebagai siswa kelas 7. Beberapa minggu
setelah proses pembelajaran sudah mulai aktif, sekolah kembali mengadakan Tes.
Kali ini merupakan Tes seleksi masuk kelas Akselerasi, saya pun
mengikutinya. Dan Alhamdulillah bisa lulus hingga tahapan terakhir. Setelah
keluar pengumuman, saya pun melihat hasilnya. Dan Alhamdulillah saya ternyata
urutan ke 11 dari 20 orang yang lulus. Saya pun sempat dilema, apakah mau masuk
di kelas Akselerasi atau menetap di kelas saya yang sekarang.
Setelah pengumuman keluar, semua siswa yang
Lulus dinyatakan sudah bisa menjadi siswa kelas Akselerasi dan bisa
pindah di Gedung kelas Akselerasi yang letaknya terpisah dari Gedung
lainnya. Ruang kelas Akselerasi memang hanya 2, karena untuk siswa Akselerasi
masa sekolah yang harus dijalani hanya 2 tahun saja. Memang lebih cepat
dibanding siswa kelas Reguler, makanya banyak yang mengatakan bahwa yang
menjadi siswa Aksel (singkatan Akselerasi) adalah siswa yang cukup
cerdas.
Saya pun menjalani hari pertama sebagai siswa Akselerasi,
rasanya sungguh sangat berbeda. Yang tadinya di kelas Reguler proses
pembelajarannya lebih santai dalam artian tidak terlalu banyak materi yang
dibahas dalam sekali pertemuan. Berbeda sekali ketika memasuki kelas Akselerasi,
dalam sekali proses pembelajaran biasanya langsung membahas 2-3 bab sekaligus.
Yah mungkin karena lebih merasa nyaman ketika menjadi siswa kelas Reguler,
saya pun memutuskan keluar atau mengundurkan diri sebagai siswa Akselerasi
setelah 4 hari menjalani proses pembelajaran.
Setelah keluar dan mengundurkan diri dari kelas Akselerasi,
saya pun menjalani kehidupan saya sebagai siswa di kelas 7-4 (lagi).
Masa-masa sekolah pun saya jalani sebagaimana mestinya. Di semester 1 saya
berhasil meraih peringkat Pertama. Saya sangat tidak menyangka karena di dalam
kelas hampir semua teman-teman saya adalah anak-anak yang pandai-pandai. Tapi
saya tetap bersyukur karena dengan begitu saya bisa membuat orang tua saya
bangga pada saya. Dan di semester 2 saya kembali meraih peringkat 1 di kelas.
Alhamdulillah atas segala karunia otak yang diberikan Allah kepada saya. Karena
dengan otak yang cukup cepat mencerna dan mempelajari sesuatu, saya jadi mudah
meresap pelajaran di kelas. Setelah 1 tahun berlalu, tidak terasa akhirnya saya
naik juga ke kelas 8. Dan ketika hari pertama menjadi siswa kelas 8, ternyata
sekolah mengadakan Rolling kelas. Dan itu artinya saya harus berpisah
dengan teman-teman saya di kelas 7-4.
Setelah mendengar pengumuman, nama saya pun
disebutkan dalam bagian kelas 8-1. Saya pun bergegas masuk ke dalam kelas 8-1,
kelas baru saya. Ketika masuk ke dalam saya melihat wajah-wajah teman-teman
baru. Meskipun ada beberapa teman yang sudah saya kenal karena sebelumnya saya
bersama mereka dalam kelas 7-4. Hari-hari sebagai siswa kelas 8-1 pun berjalan
sebagaimana mestinya. Saya duduk dengan teman yang bernama Nur Kholifah dan
Masyta Miftakhul. Dan disitulah semuanya berawal. Yah persahabatan kami sejak
saat itu hingga hari ini. Dan bukan Cuma Kholifah dan Masyta saja yang menjadi
sahabat saya. Ada juga Nur Resky Permatasari (Kiky), Nur Hikmah (Imha), Illa
Carera Tawulo (illa), dan Dita Citra Pratiwi (Dita).
Pada awal-awal menjadi siswa di kelas 8-1, kami
belum menjadi sahabat. Namun seiring berjalannya waktu kami pun menjadi sahabat
yang saling melengkapi satu sama lain. Saya sangat bahagia memiliki sahabat
seperti mereka. Karena kami selalu saling mendukung dalam hal yang baik,
terutama masalah sekolah. Bertemu dengan sahabat-sahabat seperti mereka adalah
salah satu Kado terindah dalam hidup saya.
Saya pun Menjalani masa-masa kelas 8 ini bersama
mereka. Sama seperti ketika di kelas 7, di kelas 8 ini pun saya berhasil
mempertahankan peringkat saya. Di semester 1 dan 2 Alhamdulilah saya meraih
peringkat 1. Itu semua sangat membanggakan untuk orang tua saya. Selain
prestasi di kelas, saya pun pernah mengikuti Olimpiade Sains tingkat Kota
Kendari mewakili sekolah saya. Dan Alhamdulillah hasilnya di luar dugaan saya.
Saya berhasil menjadi juara kedua. Saya sangat mensyukuri anugerah dan berkah
yang Allah berikan dalam hidup saya, bahkan dalam jangka waktu yang saling
berdekatan.
Sertifikat/piagam olimpiade |
Tapi, bukan hidup namanya jika tidak ada masalah dan ujian.
Setelah penaikkan kelas dari kelas 8 ke kelas 9 saya jatuh sakit. Sakit saya
ini cukup menguras tenaga, fikiran, waktu dan materi orang tua saya. Karena
saya sudah keliling di bawah berobat. Sakit saya dibagian Kepala. Dan tentu
saja itu sangat membuat saya DOWN dan tidak semangat lagi untuk sekolah.
Sampai-sampai saya tidak masuk sekolah hingga 3 bulan pertama di semester 1
kelas 9. Karena prihatin dengan kondisi saya, tante saya yang tinggal di bagian
Moramo, akhirnya berinisiatif membawa saya ke rumahnya di Moramo. Siapa tahu di
sana saya bisa menenangkan diri dan fikiran agar bisa lebih cepat sembuh.
Dan akhirnya saya pun ke Moramo. Awalnya tidak ada niat untuk
melanjutkan sekolah lagi apalagi di Moramo, tapi Takdir membawa saya ke sana
hingga suatu ketika saya akhirnya tersadar bahwa sekolah itu penting untuk masa
depan saya. Saya pun dimasukkan di salah satu SMP Negeri di Moramo oleh tante saya.
Saya pun melanjutkan pendidikan di sana hingga tamat dan memperoleh Ijazah SMP.
Begitu banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan ketika saya ada di sana. Saya
pun menjadi pribadi yang lebih dewasa dibanding sebelumnya.
Banyak teman yang selalu bertanya-tanya “Mengapa mau pindah dari
sekolah yang cukup terkenal di Kota ke Sekolah yang ada di Desa?” Awalnya saya
sempat kesal setiap kali mendengar pertanyaan itu, karena pertanyaan itu tanpa
sadar seperti mengecilkan pandangan mereka tentang sekolah yang ada di Desa.
Saya mengatakan ini bukan karena saya membela diri atas pilihan yang saya
jalani, tapi saya hanya tidak sependapat dengan orang-orang yang kadang terlalu
memandang kecil suatu hal padahal mereka tidak tahu detail atau cerita dibalik
itu. Terkadang saya sampai tidak menjawab apapun ketika dikasih pertanyaan itu,
hingga suatu hari saya sedang curhat dengan adik saya. Jujur saja, Saya suka
jengkel kalau ada teman yang menanyakan tentang kabar saya tapi ujung-ujungnya
selalu berakhir dengan pertanyaan yang seolah-olah mengecilkan/menyepelekan.
Menurut mereka sekolah di Desa itu ketinggalan, belum menjamin masa depan, ini
lah-itu lah dan sebagainya. Tapi apakah mereka tidak pernah berfikir bahwa
sekolah di desa maupun di kota itu sama saja? Bukankah tujuan dari sekolah
adalah untuk membuat kita yang tadinya belum tahu menjadi tahu? Lantas mengapa
mereka seperti terlalu mengecilkan dan memandang sebelah mata sekolah di Desa.
Di sini saya tidak berpihak atau membela sekolah di kota maupun di Desa. Saya di
sini ingin membuka fikiran dan hati bahwa terkadang manusia memang terlalu
mengecilkan sesuatu padahal mereka tidak sadar bahwa di dalam hal yang
disepelekan itu terdapat begitu banyak pelajaran.
Ada hikmah yang tersembunyi…………………
Saya akan membagi pengalaman yang pernah saya lalui dalam hidup,
kali ini berkenaan dengan kepindahan saya dari yang tadinya sekolah di kota
menjadi pindah ke desa. Tidak semua orang tahu tentang alasan sebenarnya di
balik kepindahan itu, mungkin yang tahu hanya sekedar tahu itupun berdasarkan
asumsi mereka sendiri. Ketika saya sakit dan sudah dibawa ke berbagai jenis
pengobatan baik medis maupun alternatif, ada saatnya saya lelah dan merasa “kok
semua ini seperti terasa sia-sia” ada saatnya saya prihatin melihat orang tua saya
yang tentu saja sangat terpukul melihat anaknya yang tadinya begitu semangat
sekolah menjadi seperti tidak punya semangat hidup. Dan di saat itu juga datang
saudara bapak saya, yang biasa saya panggil mama nona. Ia juga merupakan orang
yang cukup bersedih melihat keadaan yang seperti ini. Dan akhirnya setelah
berbicara dengan orang tua saya. Saya pun dibawa ke Moramo, tempat tinggalnya.
Awalnya sedih sekali pergi dari rumah meninggalkan Mama, Papa dan adik-adik
saya. Tapi yang ada di otak saya pada saat itu adalah, kalau saya tetap
bertahan dalam situasi yang seperti tidak ada penyelesaiannya saya bisa-bisa
akan terpuruk terus. Kemudian saya mencoba mengikuti apa jalan lain yang Allah
telah tunjukkan pada saya melalui tante saya (Mama Nona).
Pertama kali masuk ke rumahnya, Suami dan anaknya menyambut saya
dengan sangat ramah. Anaknya mama nona yang bernama Yayu dan biasa saya panggil
“Kak Yu” sangat senang melihat kedatangan saya. Apalagi ketika mama nona
mengatakan bahwa saya akan menetap beberapa waktu ke depan di rumah mereka.
Mama nona memiliki 3 orang anak, 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Sejak
kecil saya cukup akrab dengan sepupu2 saya itu. Dan mungkin karena itulah, saya
mudah beradaptasi dengan Kak Yu. Setelah beberapa minggu di sana, saya seperti
menemukan apa yang hilang dari diri saya. Saya kembali bisa tersenyum. Saya
kembali bisa mensyukuri hidup saya. Meskipun usaha untuk proses penyembuhan
sakit kepala saya tetap dilakukan melalui pengobatan alternatif maupun medis.
Setelah merasa lebih baik dan sehat, Akhirnya saya setuju untuk mulai kembali
sekolah. Dan akhirnya dimasukkan ke SMPN 1 Moramo. Selama di Moramo saya banyak
sekali memperoleh pelajaran. Tentu saja bukan hanya pelajaran yang ada di
sekolah. Tapi pelajaran tentang hidup. Tentang bagaimana kita tetap bersyukur
dengan hidup yang bisa dibilang serba terbatas. Waktu itu, Di Moramo yang
memilki kendaan untuk ke sekolah masih terhitung sedikit. Dan Alhamdulillah
keluarga tante saya memiliki sebuah motor yang biasa digunakan oleh Kak yu
untuk ke sekolah sekaligus mengantar adiknya ke sekolah. Setelah saya ada, saya
juga jadi daftar penumpang yang harus diantar dan dijemput setiap pagi oleh kak
Yu, hehehe :D
Di sana saya melihat anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan
kaki, setiap pulang sekolah saya biasanya duduk di ruang tamu dan memperhatikan
anak-anak SMP maupun SMA yang pulang dengan berjalan kaki. Mereka tidak
sedikitpun terlihat mengeluh entah karena kepanasan atau karena lelah. Bahkan
masih bisa bercanda antara satu dengan yang lain seolah tanpa beban. Saya
langsung teringat dengan ketika saya masih bersekolah di Kota. Setiap hari saya
pergi naik angkot dan pulang juga demikian. Tapi saya kadang kurang bersyukur,
saya tidak sadar bahwa masih ada orang lain yang jauh lebih sulit tapi tetap
bersyukur dan tersenyum. Dalam hati kecil saya, saya ingin sekali meniru
semangat dan motivasi mereka yang sangat tinggi (menurut saya). Dari hal-hal
kecil yang kadang kita sepelekan, tanpa sadar justru hal kecil itulah yang bisa
memberikan kita pelajaran yang sangat berharga yang bahkan tidak ternilai.
Itulah kenapa saya sangat tidak setuju jika ada yang berpendapat bahwa pilihan
saya untuk pindah itu salah. Saya percaya itu semua jalan dari Allah, jalan
yang ditunjukkan pada saya agar saya bisa menjadi lebih baik. Jawaban atas doa
dalam hati saya yang ingin keluar dari zona nyaman yang membuat saya justru
sering terpuruk dan putus asa. Dengan pindah ke sana, mata dan hati saya
seperti mendapat sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa menjadi semangat dalam
diri bahwa terlalu banyak hal yang indah dalam hidup. Terlalu egois jika
mengeluh dan akhirnya lupa bersyukur pada Allah SWT, dzat yang Maha tinggi dan
Maha segala-galanya.
Ketika pindah ke sekolah baru di sana, mungkin awal-awalnya saya
melalui masa-masa yang cukup menyesakkan karena harus beradaptasi dengan
lingkungan yang sangat jauh dari lingkungan saya sebelumnya. Karena lingkungan
baru, maka tentu pola pikirnya juga jauh berbeda. Di Kota, ketika ada murid
baru. Semua teman pasti akan memperhatikan dan mendengarkan ketika murid baru
tersebut memperkenalkan diri. Dan setelah itu, yah berjalan sebagaimana
mestinya. Tidak banyak yang ingin tahu secara terlalu dalam mengenai murid baru
tersebut. Tapi, sangat berbeda ketika saya menjadi murid baru di Desa. Setelah
memperkenalkan diri saya secara umum. Semua orang seperti “ingin terlalu tahu
tentang saya”. Apa alasan kepindahan, kok bisa dari kota ke desa, di kota kan
bagus fasilitasnya, ini lah itulah dan sebagainya. Saya dalam hati cukup diam
dan sejenak berfikir. Sebenarnya penting kah menanyakan terlalu dalam tentang
hidup seseorang. Bukankah jika hati ingin tulus berteman, semua itu akan
mengalir seperti air. Dalam artian, semua tentang kita akan terbuka tanpa perlu
kita jelaskan. Tanpa perlu membuat orang lain sesak oleh pertanyaan yang
bertubi-tubi?. Bahasa sederhananya, yah berteman saja dulu. Kenali pribadi
orangnya secara langsung. Karena jujur saja, saya adalah tipe orang yang tidak
terlalu suka membagi hal yang bersifat pribadi yang sebaiknya hanya diketahui
oleh keluarga dekat. Kalaupun ingin berteman, saya tidak pernah membatasi diri.
Saya ingin berteman dengan siapa saja karena saya tahu bahwa setiap orang
memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Mungkin itulah yang cukup
berat, berat karena saya ingin tetap pada prinsip saya tetapi tetap harus
membaur dengan lingkungan sekolah yang baru. Banyak sekali cerita di sana,
banyak sekali kenangan yang mungkin dulu membuat jengkel ataupun marah tapi di
masa sekarang saya banyak sekali tersenyum karena bersyukur telah melalui itu
semua. Saya di sana tidak cukup setahun, karena saya pindah ketika bulan awal
di semester 5 kelas 9. Jadi bisa dibilang saya di sana 1 setengah semester.
Waktu yang cukup singkat jika dibandingkan dengan 2 tahun yang saya lalui di
sekolah saya sebelumnya. Tapi begitu banyak pelajaran hidup yang luar biasa
bermanfaat dalam kehidupan saya sekarang. Tentang kerendahan hati,
kesederhanaan, kepedulian, ketulusan. Semua itu saya pelajari di sana. Terlepas
dari semua pertanyaan yang menghujat saya tentang kepindahan sekolah. Saya
tetap bersyukur bisa menghabiskan 3 tahun masa SMP dengan pengalaman hidup yang
berarti meskipun di dua sekolah yang berbeda. SMP di kota yang memberikan saya
banyak ilmu yang saya pelajari dan tentu saja sangat berharga, dan SMP di Desa
yang membuat saya menjadi orang yang tidak menilai sesuatu berdasarkan
penilaian kasat mata semata tanpa tahu arti di dalamnya.
Meskipun di pindah sekolah, tapi Alhamdulillah saya masih bisa
memperoleh Rangking sekaligus mempertahankannya. Dan yang paling saya syukuri
adalah ditengah semua cobaan saya bisa menunjukkan kesungguhan saya dalam
memperoleh ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillah saya rangking 1 mulai dari kelas
7 sampai 9.
Rapor SMP saya :) |
Pelajaran berharga…….
Segala hal perlu dan memang harus disyukuri. Karena saya yakin
bahwa Allah sudah menuliskan cerita yang indah di setiap perjalanan hidup yang
kita lalui. Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian entah itu kebahagiaan
maupun kesedihan yang kita rasakan. Dalam pengalaman ini, saya tahu Allah
sayang kepada saya, dan Allah tidak ingin saya terlalu mengejar sesuatu yang
akan membuat saya jadi lalai pada ketaatan pada-Nya dan pada yang Dia
perintahkan. Bukankah Cinta kepada Allah tidak akan membuat kita kecewa?
Bukankah Allah harus menjadi yang paling kita Cintai? Setelah mencintai Allah,
kita pun akan mencintai orang tua yang sejak kecil ada dalam hidup kita. Hidup
terlalu singkat untuk dihabiskan memikirkan orang lain yang membenci dan
menghakimi kita. Seburuk apapun penilaian orang lain, Allah dan orang tua lebih
tahu tentang kita.
Alhamdulillah for Everything ya Allah, Forgive me if I have a lot of mistake. I want to Loving Allah in my heart...
Alhamdulillah for Everything ya Allah, Forgive me if I have a lot of mistake. I want to Loving Allah in my heart...
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com