Tak terasa sudah memasuki penghujung tahun 2015. Rasanya baru kemarin mendengar suara petasan dan kilauan cahaya kembang api di atas langit sebagai pertanda malam tahun baru (pergantian dari tahun2014 menuju tahun 2015). Waktu begitu cepat berlalu. Tapi ada harapan di dalam hatiku yang sampai saat ini masih terus menganggu. Harapan itu begitu sederhana. Tapi, untuk seseorang yang hidup dalam keluarga yang sedang ditimpa cobaan sepertiku, rasanya harapan itu terlalu besar bahkan kadang sangat jauh untuk kuraih. Harapan itu begitu indah menancap di hatiku, harapan yang selalu
membuatku merasa bahwa hidupku masih pantas diperjuangkan. Harapan bahwa ada masa depan cerah yang sedang menanti di depan sana. Ahhh lagi-lagi idealisme -_-
Belakangan ini hatiku seperti dihujam pisau yang tajam. Sakit sekali. Rasanya tidak ingin lagi menghadapi kenyataan apa yang ada di depan mata. Ketika fikiran berusaha keras membuang semua idealisme tentang harapan itu dan menggantinya dengan realitas. REALITAS bahwa harapan itu hanya untuk orang-orang yang keluarganya begitu mendukungnya, hanya untuk orang-orang yang beban fikirannya hanya sebatas bagaimana caranya menyelesaikan satu jenjang pendidikan di bangku kuliah daan meraih gelar lalu memperoleh pekerjaan yang lebih baik.